Minggu, 06 Oktober 2013

Tiga Panduan Mengemas Ide Marketing yang Kreatif

Banyak orang punya ambisi untuk berbisnis. Tapi banyak pula yang bingung bagaimana memulai dan menjalankan bisnis. Sehingga, akhirnya, bukannya berkembang, bisnis tersebut malah jadinya gagal total. Sayang sekali, bukan? Ini disebabkan karena pebisnis bersangkutan tidak atau kurang mengerti bahwa supaya bisnisnya berhasil, ia harus dapat mengembangkan nilai lebih dari produknya. Produk tersebut semestinya tidak mengekor, melainkan harus unik, punya satu atau lebih keunggulan dibandingkan produk-produk lain. Selain itu, produk itu juga mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Makin konsumen dipuaskan, makin baik produk tersebut. Kedua hal inilah senjata awal bagi keberhasilan suatu bisnis.
Tapi senjata awal itu tidaklah akan menjadi apa-apa tanpa strategi pemasaran/marketing yang jitu. Marketing itu ibarat pembungkus atau kemasan. Tanpa kemasan yang menarik, suatu produk takkan dapat mengundang selera orang untuk membelinya, betapapun hebatnya produk terkait. Padahal, sebuah produk yang biasa-biasa saja bisa sangat laris terjual hanya karena kemasannya memikat. Karena itu, marketing haruslah dikemas secara amat bagus. Dan marketing juga adalah sarana penyampai produk kepada konsumen. Jadi, sudah jelas, tanpa marketing yang dirancang baik, apalagi jika tanpa marketing sama sekali, jangan harap bisnis kita akan tetap hidup.
Digabungkan dengan senjata awal tadi (produk yang unggul dan memuaskan konsumen), marketing yang baik akan benar-benar menjadi senjata pamungkas yang akan mampu menaklukkan hati konsumen, yang alhasil akan menjadikan bisnis sukses. Namun, untuk itu, mutlak diperlukan ide-ide yang kreatif demi membuat marketing itu menjadi ampuh sebagai pendongkrak nilai jual sang produk.
Marketer woman berpengalaman, Veronica Ratna Ningrum, dalam tulisannya yang dimuat sebagai artikel Personal Branding Agency di situs Indscript Creative, mengajukan 3 (tiga) panduan sederhana dalam mengemas ide-ide pemasaran yang kreatif bagi produk kita (jika kita sendiri yang ingin berbisnis) atau produk klien kita (kalau kita menjadi perancang strategi marketing dari pebisnis lain).
1. Mengenali sungguh-sungguh apa yang konsumen butuhkan. Ini sangat perlu untuk menentukan langkah selanjutnya yang harus kita ambil. Kita dapat mencari tahu lewat riset pasar yang kita atau perusahaan kita sendiri lakukan secara langsung, atau bisa juga dengan memakai jasa sebuah lembaga khusus yang bergerak dalam riset bisnis. Data dan informasi yang kita dapatkan tentang kebutuhan konsumen itu kemudian kita olah dan analisa untuk mendesain strategi marketing yang tepat.
2. Mengemas produk menjadi spesial. Seyogyanya kita lebih dulu melakukan observasi lapangan untuk mempelajari produk-produk sejenis yang sudah lebih dulu beredar di pasaran. Dengan begitu, kita dapat mencari celah, apa yang belum ada dari produk-produk itu, sehingga kita bisa mengemas produk kita sendiri secara unik, baru, istimewa, memiliki nilai lebih di mata konsumen.
3. Menjaga keoptimalan mutu produk. Hal ini penting sekali, namun, sayangnya, juga sering diabaikan para pebisnis. Alangkah mubazirnya apabila kepuasan yang sudah konsumen dapatkan dari produk hasil produksi awal kita yang berkualitas kita khianati dengan kelalaian kita sendiri dalam menjaga mutu karena buruknya produksi-produksi kita berikutnya. Kita wajib benar-benar mencamkan pepatah klasik: “mempertahankan sesuatu hal yang berharga lebih berat dan lebih penting ketimbang merebut atau meraihnya untuk pertama kali”. Usaha yang serius harus kita lakukan demi menjaga dan bahkan meningkatkan kualitas produk. Beberapa terobosan, inovasi, dan nilai tambah baru perlu kita kembangkan dan terapkan terus pada produk kita.
Maka, mulailah berbisnis yang sukses dengan cara terlebih dahulu menentukan produk yang akan dijual, lalu kemaslah dalam strategi marketing yang mantap. Dan semoga ketiga panduan di atas dapat menjadi bekal yang berguna untuk melakukannya.
sumber : http://samueledward.blogdetik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar